Perang Dagang Semakin Panas, Trump Naikkan Tarif Impor hingga 245 Persen untuk Cina
Pajak.com, Washington DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu ketegangan dalam perdagangan global dengan kebijakan tarif impor terbarunya. Dalam dokumen resmi Gedung Putih bertanggal 15 April 2025, dijelaskan bahwa beberapa produk asal Cina kini dikenai tarif total hingga 245 persen. Kenaikan ini menjadi bagian dari strategi perdagangan AS yang menekankan prinsip America First.
Produk seperti mobil listrik dan jarum suntik termasuk di antara barang-barang yang sebelumnya sudah dikenai tarif 100 persen oleh pemerintahan Presiden Biden. Dengan tambahan tarif baru sebesar 145 persen yang diberlakukan Trump, total beban tarif atas produk-produk tersebut melonjak menjadi 245 persen.
Gedung Putih menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan kelanjutan dari langkah-langkah proteksionis Trump sebelumnya, dengan tujuan melindungi industri dalam negeri dan menekan defisit perdagangan. Secara keseluruhan, tarif terhadap barang-barang asal Cina kini bervariasi antara 7,5 persen hingga 245 persen.
Selain tarif umum, pemerintahan Trump juga menetapkan tambahan tarif sebesar 20 persen yang diklaim sebagai respons terhadap penyelundupan fentanyl dari Cina ke AS. Trump menegaskan bahwa bola kini ada di tangan Cina.
“Cina yang harus membuat kesepakatan dengan kita. Kita tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” ujar Trump, seperti disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, dikutip Pajak.com pada Kamis (17/4/2025).
Di sisi lain, pemerintah Cina tidak tinggal diam. Melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri, Cina juga mengancam akan menerapkan tarif tambahan jika AS terus memperburuk kondisi. Adapun, Cina juga telah menaikkan tarif balasan hingga 125 persen terhadap barang-barang asal AS.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lin Jian, menyebut bahwa perang tarif ini dimulai oleh AS dan langkah-langkah balasan yang diambil Cina bersifat sah demi mempertahankan kepentingan nasional. “Cina tidak ingin terlibat dalam perang semacam itu, tapi juga tidak takut untuk melawannya,” kata Lin.
Lin menegaskan bahwa satu-satunya jalan keluar dari eskalasi perang dagang adalah dialog yang setara. “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini melalui dialog dan negosiasi, maka mereka harus menghentikan pendekatan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan mulai berdialog dengan Cina berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan,” tambahnya.
Untuk diketahui, pada hari pertamanya menjabat, Presiden Trump memulai Kebijakan Perdagangan America First untuk mengembalikan kejayaan ekonomi Amerika. Pada Hari Pembebasan (Liberation Day), Presiden Trump memberlakukan tarif 10 persen terhadap semua negara dan tarif balasan yang lebih tinggi secara individual terhadap negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar dengan AS, guna menciptakan kesetaraan dan melindungi keamanan nasional Amerika. Saat ini, tercatat sudah lebih dari 75 negara telah menghubungi AS untuk membahas kesepakatan dagang baru.