in ,

Indonesia Ajak ASEAN Negosiasi Bersama Hadapi AS Soal Tarif Impor

FOTO : IST

Indonesia Ajak ASEAN Negosiasi Bersama Hadapi AS Soal Tarif Impor

Jakarta, Pajak.com – Pemerintah Indonesia mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk bersatu dalam menghadapi kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat (AS). Langkah itu disampaikan dalam ASEAN Economic Ministers (AEM) Special Meeting yang digelar secara daring pada 10 April 2025.

Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi dari seluruh negara ASEAN, dengan Indonesia diwakili langsung oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso dan didampingi perwakilan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Kementerian Luar Negeri.

Pertemuan khusus ini membahas dampak kebijakan tarif timbal balik yang diumumkan AS pada 2 April 2025. Kebijakan tersebut dinilai memiliki potensi besar mengganggu stabilitas perdagangan kawasan, khususnya bagi negara-negara ASEAN yang sangat bergantung pada pasar ekspor global.

Baca Juga  Harga Emas Meroket, Kantor Pajak Ini Edukasi Kewajiban Perpajakan Pengusaha Emas

Dalam forum tersebut, Indonesia secara aktif mendorong ASEAN untuk melakukan pendekatan kolektif terhadap AS. Tujuannya, membangun komunikasi yang konstruktif guna menjaga hubungan dagang yang tetap seimbang dan berkeadilan.

ASEAN Sepakat Tak Retaliasi, Fokus Jaga Stabilitas Kawasan

Meski menghadapi tekanan dari kebijakan tarif AS, para menteri sepakat bahwa ASEAN tidak akan mengambil langkah retaliasi. Sebaliknya, ASEAN tetap memilih pendekatan dialog, sembari menegaskan komitmen memperkuat integrasi ekonomi kawasan.

ASEAN bertekad menjaga lingkungan ekonomi yang dapat diprediksi, transparan, non-diskriminatif, adil, inklusif, dan terbuka dengan nilai-nilai yang selama ini menjadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi regional.

Dalam pertemuan itu, sejumlah langkah strategis dibahas dan menjadi agenda bersama, antara lain:

  1. Mendorong penguatan ASEAN-US Trade and Investment Framework (TIFA) serta Kemitraan Strategis ASEAN–AS sebagai platform dialog jangka panjang yang dapat menjajaki kepentingan bersama kedua belah pihak.
  2. Menegakkan komitmen perdagangan intra-ASEAN melalui ASEAN Trade-in-Goods Agreement (ATIGA) dan pengembangan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) guna memperkuat ketahanan ekonomi internal.
  3. Mengevaluasi hubungan dagang dengan mitra lama dan menjajaki potensi kemitraan baru untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu.
  4. Mengoptimalkan kerja sama dalam kerangka RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), termasuk membuka ruang bagi anggota baru guna memperluas jangkauan dan diversifikasi pasar ASEAN.
  5. Melanjutkan keterlibatan AS dalam perdagangan dengan ASEAN, sambil memastikan bahwa keterlibatan tersebut berjalan secara seimbang dan saling menguntungkan.
Baca Juga  Paling Lambat 31 Maret 2025! UMKM dan “Freelancer” Wajib Sampaikan Pemberitahuan Penggunaan NPPN 

Joint Statement hasil pembahasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur juga menjadi bagian dari agenda AEM Special Meeting. Dalam pernyataan tersebut, Indonesia mendorong Malaysia sebagai Ketua ASEAN untuk memainkan peran aktif dalam membangun engagement langsung dengan pihak AS.

Selain membahas arah kebijakan jangka pendek, forum ini juga menyepakati pembentukan Satuan Tugas Geoekonomi (Geoeconomics Task Force) ASEAN yang akan merumuskan strategi kawasan dalam menghadapi dinamika geoekonomi global.

Ke depan, AEM merencanakan penyelenggaraan ASEAN Virtual Summit sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, sekaligus menyatukan suara dan langkah konkret negara anggota dalam merespons isu-isu strategis, termasuk kebijakan tarif dari AS.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *