Menu
in ,

”Tips” Mengelola Emosi saat Berinvestasi Saham dari BEI

”Tips” Mengelola Emosi saat Berinvestasi Saham

FOTO: IST

”Tips” Mengelola Emosi saat Berinvestasi Saham dari BEI

Pajak.com, Jakarta – Selain memahami seluk-beluk jenis investasi secara komprehensif, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menyarankan agar investor mampu mengelola emosi. Perasaan euforia saat pasar naik atau ketakutan ketika nilai saham turun, berpotensi besar menjadi pemicu utama keputusan investasi yang impulsif. Untuk itu, BEI memberi tips mengelola emosi saat berinvestasi saham.

Macam-Macam Emosi saat Berinvestasi Saham 

BEI memetakan beberapa kondisi emosi saat berinvestasi saham. Pertama, overconfidence bias, yaitu merasa terlalu yakin dengan keputusan investasi sehingga mengabaikan risiko.

Kedua, loss aversion, yakni ketakutan terhadap kerugian yang membuat investor enggan menjual saham yang sudah merugi, berharap harga akan pulih.

Ketiga, herd mentality, yaitu mengikuti tren pasar tanpa analisis yang jelas karena tekanan sosial atau takut tertinggal.

Keempat, confirmation bias, yakni hanya mencari informasi yang mendukung keyakinan kita dan mengabaikan data yang bertentangan.

”Tips” Mengelola Emosi saat Berinvestasi Saham 

Agar emosi tidak menguasai keputusan investasi, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan. Pertama, tetapkan tujuan investasi jangka panjang. Fokus pada tujuan akhir membantu menghindari reaksi impulsif terhadap fluktuasi jangka pendek. Misalnya, menentukan investasi untuk dana pensiun, pendidikan anak, atau membeli rumah.

Tentukan rencana investasi yang jelas, mencakup alokasi aset, target return, dan batas toleransi risiko. Gunakan aturan stop-loss dan take-profit. Stop-loss adalah batas kerugian yang Anda toleransi, sedangkan take-profit adalah target keuntungan yang Anda tetapkan.

Kedua, buat rencana investasi. Tetapkan alokasi aset berdasarkan profil risiko Anda—agresif, moderat, atau konservatif. Rencanakan strategi masuk dan keluar (entry dan exit), sehingga Anda paham kapan harus membeli atau menjual, tanpa tergoda oleh emosi sesaat.

Ketiga, hindari membeli dan menjual aset karena panik atau euforia. Hal ini bisa meningkatkan risiko. Fokus pada rencana investasi dan hindari mengikuti tren pasar tanpa analisis yang matang. Anda disarankan untuk belajar membaca laporan keuangan, memahami tren pasar, dan mengenali strategi investasi yang cocok dengan gaya Anda.

Keempat, ingat melakukan diversifikasi portofolio. Jangan berinvestasi pada satu aset atau sektor. Diversifikasi dapat membantu mengurangi dampak kerugian dari satu jenis investasi terhadap portofolio Anda secara keseluruhan.

Kelima, cari second opinion yang didapat dari seorang profesional atau mentor berpengalaman bisa membantu Anda mengambil keputusan yang lebih objektif.

Keenam, hindari mengecek portofolio terlalu sering. Dengan melihat perubahan harga setiap saat dapat meningkatkan kecemasan. Cukup lakukan review secara berkala. Terus mempelajari dasar-dasar pasar modal untuk memahami bahwa fluktuasi adalah bagian normal dari investasi.

Ketujuh, terapkan praktik mindfulness, seperti meditasi dapat membantu investor mengelola stres dan fokus pada fakta—bukan emosi. Dengan kesadaran penuh, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana.

Warren Buffett pun menekankan pentingnya disiplin dan ketenangan dalam menghadapi pasar. Buffett berkata, “Be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful.”

Leave a Reply

Exit mobile version