Mengintip Penerapan “Family Office” di Singapura
Pajak.com, Jakarta – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa tim khusus tengah menyiapkan regulasi penerapan skema family office di Indonesia. Ia menyebut, salah satu negara yang dijadikan benchmark penyusunan regulasi adalah Singapura. Sejatinya, bagaimana penerapan family office di Singapura? Pajak.com akan mengajak Anda mengintip penerapannya dari berbagai sumber kapabel.
Family office merupakan perusahaan swasta yang menangani manajemen investasi dan kekayaan untuk keluarga kaya—umumnya keluarga yang memiliki aset yang dapat diinvestasikan setidaknya 50 – 100 juta dollar Amerika Serikat (AS). Tujuan pembentukannya adalah untuk menumbuhkan dan mentransfer kekayaan secara efektif antar-generasi.
Penerapan “family office” di Singapura
Merangkum dari laman resmi ASEAN Briefing, Singapura merupakan negara yang potensial dan menarik dalam mengelola dana melalui skema family office. Berdasarkan laporan dari KPMG International Limited, Singapura merupakan rumah bagi sekitar 59 persen family office yang berlokasi di Asia.
Menurut Otoritas Moneter Singapura atau The Monetary Authority of Singapore (MAS), terdapat 1.500 family office di Singapura pada akhir tahun 2022, yang mengelola aset senilai sekitar 90 miliar dollar Singapura (66,8 miliar dollar AS).
Faktor yang menyebabkan penerapan “family office” di Singapura berhasil
1. Stabilisasi politik dan peraturan yang transparan
Singapura terkenal secara global sebagai tujuan ramah bisnis yang menawarkan lingkungan sosial dan kondisi politik yang stabil dan peraturan yang transparan. Salah satunya, kebijakan perpajakan Singapura yang dikenal efisien, karena memiliki layanan digitalisasi administrasi perpajakan yang tangguh;
2. Mampu menjadi pusat penyimpanan dan pengelolaan aset regional
Singapura menawarkan kepada investor lingkungan yang stabil dalam mengelola aset regional dengan memfasilitasi kantor pusat perusahaan dunia. Singapura memiliki lebih dari 37.000 perusahaan internasional dan 7.000 perusahaan multinasional yang menggunakan Singapura sebagai kantor pusat regional;
3. Pemberian insentif pajak
Singapura memberikan dukungan kepada family office melalui insentif pajak dalam 3 skema:
- Skema pembebasan pajak dana dalam negeri;
- Skema pembebasan pajak dana dari luar negeri; dan
- Skema insentif pajak tingkatan.
4. Singapura memiliki salah satu jaringan penghindaran pajak berganda terluas di dunia
Jaringan penghindaran pajak berganda ini menarik bagi bisnis internasional dari berbagai industri konvensional, khususnya berbasis teknologi. Singapura telah menandatangani lebih dari 90 double tax agreement (DTA) yang terdiri dari 3 jenis, yakni perjanjian komprehensif, terbatas, dan pertukaran informasi.
5. Jaringan perdagangan yang kuat
Singapura memiliki 2 jenis free trade agreement (FTA), yaitu:
- Bilateral (perjanjian antara Singapura dan satu mitra dagang); dan
- Regional (perjanjian antara Singapura dan sekelompok mitra dagang);
6. Gerbang menuju Asia Tenggara dan konektivitas global
Singapura terletak dalam radius 6 jam dari negara mana pun di Asia Tenggara, sehingga sangat strategis bagi perdagangan dunia. Singapura memiliki bandar udara (bandara) internasional terbesar, salah satunya Bandara Changi yang melayani lebih dari 100 maskapai yang terbang ke lebih dari 400 kota di 100 negara.
Selain itu, pelabuhan Singapura terletak secara strategis di persimpangan jalur perdagangan Timur – Barat dan terhubung dengan 600 pelabuhan di lebih dari 120 negara. Pelabuhan ini juga menangani lebih dari 37,2 juta twenty-foot equivalent unit (TEU) peti kemas dan 626,2 juta ton kargo setiap tahunnya—menjadikannya salah satu pelabuhan tersibuk di dunia.
Comments