in ,

Krakatau Steel Teken Kesepakatan Suplai Baja 38.500 Ton per Bulan dengan 23 Perusahaan

Krakatau Steel Suplai Baja
FOTO: IST

Krakatau Steel Teken Kesepakatan Suplai Baja 38.500 Ton per Bulan dengan 23 Perusahaan

Pajak.comJakarta – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, melalui anak usahanya PT Krakatau Baja Industri (KBI), merayakan hari jadi kedua dengan menandatangani kesepakatan suplai jangka panjang atau long term supply agreement (LTSA) bersama 23 perusahaan industri baja. Dalam perayaan ini, Krakatau Baja Industri menandatangani kesepakatan suplai Cold Rolled Coil hingga 38.500 ton per bulan selama setahun dengan pabrikan, distributor, dan coil centre.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar mengungkapkan bahwa kesepakatan tersebut sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mempererat hubungan dengan pelanggan. “Melalui perjanjian ini, kami memastikan suplai baja berkualitas untuk kebutuhan industri automotif, galvalum, galvanis, serta produk rumah tangga,” kata Akbar di acara tersebut, di Jakarta, dikutip Pajak.com, Senin (09/12).

Baca Juga  Nilai Impor Indonesia Naik Tipis Jadi 18,92 Miliar Dolar AS pada Maret 2025

Akbar menegaskan bahwa PT KBI adalah salah satu kontributor utama dalam pertumbuhan Krakatau Steel. Produk Cold Rolled Coil dan Plate yang dihasilkan PT KBI diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia, dan banyak digunakan oleh berbagai sektor industri.

“Kami terus berupaya meningkatkan kualitas produk, harga yang kompetitif, serta pelayanan pengiriman tepat waktu untuk menjaga kepuasan pelanggan,” tambahnya.

Perusahaan-perusahaan yang menandatangani kesepakatan dengan PT KBI antara lain PT Tata Metal Lestari, PT Sunrise Steel, PT NS Bluescope Indonesia, PT Kerismas Witikco Makmur, dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Akbar bilang, pihaknya berharap kesepakatan ini mampu memperkuat industri baja nasional dan mendukung kemandirian industri dalam negeri.

Baca Juga  Nilai Ekspor Indonesia Naik 5,95 Persen Jadi 23,25 Miliar Dolar AS pada Maret 2025

Akbar optimistis bahwa antusiasme perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kesepakatan ini menjadi bukti bahwa industri baja Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Ia juga berharap pemerintah dapat terus mendukung ketahanan industri baja nasional agar bisa bersaing di pasar lokal dan internasional.

“Kami membutuhkan kebijakan yang kuat agar industri baja dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian RI Rizky Aditya Wijaya, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan komitmen pemerintah dalam memperkuat industri baja nasional. Ia menekankan pentingnya peningkatan penggunaan produk dalam negeri melalui penerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta pengurangan ketergantungan pada bahan baku impor.

Baca Juga  Bank Indonesia Perkuat Langkah Stabilitas Rupiah dari Dampak Tekanan Global

“Industri baja adalah tulang punggung banyak sektor, mulai dari konstruksi hingga automotif. Dengan memperkuat industri baja, kita dapat mendorong pembangunan infrastruktur nasional dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Rizky.

Ia juga menegaskan perlunya inovasi teknologi dan diversifikasi produk baja hilir untuk memperluas peluang ekspor di pasar global. Akbar menyebutkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, industri manufaktur nasional telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, mencapai 15–17 persen. Ia optimistis bahwa dengan sinergi antara Krakatau Steel Group dan industri baja nasional, target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam lima tahun mendatang, seperti yang disampaikan Presiden RI Prabowo Subianto, dapat tercapai.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *