ANTAM Cetak Sejarah! Laba Bersih Tembus Rp3,85 Triliun, Naik 25 Persen pada 2024
Jakarta, Pajak.com – PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) menorehkan sejarah baru dalam kinerja keuangan sepanjang tahun 2024. Emiten tambang milik negara ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,85 triliun, tumbuh 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,08 triliun.
Tak hanya laba bersih, kinerja operasional ANTAM juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. EBITDA perusahaan meningkat 3 persen menjadi Rp6,73 triliun dari Rp6,55 triliun pada 2023. Hal ini memperkuat posisi ANTAM sebagai salah satu pemain utama di industri pertambangan Indonesia.
Laba kotor ANTAM pada 2024 tercatat sebesar Rp6,50 triliun, naik 3 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, laba usaha melonjak 15 persen menjadi Rp3,00 triliun. Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini adalah peningkatan penjualan serta efisiensi operasional. Beban usaha perusahaan berhasil ditekan 5 persen menjadi Rp3,50 triliun dari sebelumnya Rp3,70 triliun, terutama karena efisiensi biaya logistik dan asuransi.
Tak hanya itu, penghasilan lain-lain juga melonjak 31 persen menjadi Rp1,62 triliun. Laba bersih per saham dasar ikut naik 19 persen menjadi Rp151,77 per saham.
Di sisi neraca keuangan, total aset ANTAM tumbuh 4 persen menjadi Rp44,52 triliun, sementara nilai ekuitas naik 3 persen menjadi Rp32,20 triliun. ANTAM juga memperkuat struktur keuangannya dengan melunasi total pinjaman investasi sebesar Rp1,68 triliun pada Desember 2024. Pelunasan ini membuka ruang untuk tambahan leverage dalam mendukung rencana ekspansi perusahaan ke depan.
Pendapatan Tertinggi Sepanjang Sejarah
ANTAM mencetak rekor baru dengan pendapatan sebesar Rp69,19 triliun, naik 69 persen dari Rp41,05 triliun pada 2023. Dari angka tersebut, kontribusi penjualan domestik mencapai Rp63,96 triliun atau setara 92 persen dari total pendapatan.
Lonjakan tertinggi datang dari segmen emas, yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan 120 persen menjadi Rp57,56 triliun dari Rp26,12 triliun pada 2023. Volume penjualan emas juga meningkat drastis sebesar 68 persen menjadi 43.776 kg, seluruhnya untuk pasar domestik.
Keberhasilan ini tak lepas dari strategi distribusi ANTAM yang semakin kuat melalui kanal digital seperti www.logammulia.com, serta akun resmi di Tokopedia, Shopee, Blibli, dan TikTok Shop, ditambah layanan offline di 12 kota besar.
Pendapatan dari produk nikel (feronikel dan bijih nikel) mencapai Rp9,50 triliun atau 14 persen dari total pendapatan. ANTAM mencatat produksi feronikel sebanyak 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan 19.452 TNi ke pasar Tiongkok, India, dan Korea Selatan.
Untuk bijih nikel, volume produksi mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan penjualan sebesar 8,35 juta wmt yang seluruhnya ditujukan untuk pasar domestik.
Sementara itu, segmen bauksit dan alumina menyumbang 3 persen dari total pendapatan dengan nilai Rp1,80 triliun, naik 7 persen dari tahun sebelumnya. Produksi bauksit mencapai 1,33 juta wmt, dengan penjualan 736 ribu wmt ke pihak ketiga. Produksi alumina oleh PT Indonesia Chemical Alumina tercatat 147.826 ton, dengan penjualan 177.178 ton, atau tumbuh 24 persen dari tahun sebelumnya.